Senin, 04 November 2013

Resume Teori Belajar Disiplin Mental


A.  Konsep Teori Belajar Disiplin Mental
Teori belajar disiplin mental berkembang sebelum abad ke-20. Teori ini tanpa dilandasi eksperimen, dan hanya berdasar pada filosofis atau spekulatif. Walaupun berkembang sebelum abad ke-20, namun teori disiplin mental sampai sekarang masih ada pengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan pengajaran di sekolah-sekolah. Teori disiplin mental lebih menekan pada keterlibatan psikis, sedangkan fisik tidak terlalu berpengaruh Teori ini menganggap bahwa secara psikologi individu memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi tersebut..
Disiplin mental juga dikenal dengan ungkapan disiplin formal. Gagasan utama dalam teori disiplin mental adalah pada otak (mind), yang diangankan sebagai benda nonfisik, yang terbaring tidak aktif (dorman) lalu  ia dilatih. (Shermis, S. Samuel, n.y. How to discipline your mind.) Seperti halnya otot-otot fisik yang bisa kuat jika dilatih secara bertahap dan terus menerus serta dengan porsi yang memadai, maka otot-otot pikiran atau otak pun demikian halnya. Ia bisa kuat dalam arti lebih tinggi kemampuannya jika dilatih secara bertahap dan memadai. Disini Kecakapan pikiran atau otak seperti ingatan, kemauan, akal budi (reason), dan ketekunan, dianggap sebagai "otot-ototnya" pikiran atau otak tadi.  Dalam teori disiplin mental, belajar atau perubahan perilaku ke arah yang berkualitas diartikan sebagai pemerkuatan (strengthening), atau pendisiplinan kecakapan berpikir (otak), yang pada akhirnya menghasilkan perilaku kecerdasan.
B.   Landasan Teori Belajar Disiplin Mental
1.     Humanisme klasik yang berpandangan bahwa setiap individu itu memiliki potensi yang harus dilatih agar dapat terealisasikan.
2.     Psikologi kecakapan yang menggambarkan perbedaan dalam menilai bentuk dalam latihan mental. Psikologi kecakapan ini berhubungan dengan skill yang dimiliki setiap individu.
C.   Prinsip Teori Belajar Disiplin Mental
1.      Faculty Psychology
• Tiap individu memiliki sejumlah daya, dan dikembangkan melalui  latihan-latihan  dan berbagai bentuk pengulangan.
• Belajar identik dengan mengasah otak.
2.      Herbartisme
• Belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran yang akan membentuk suatu struktur tanggapan.
3.      Naturalisme Romantik
• Manusia adalah baik dan aktif
• Berpusat pada perasaan dan kemanusiaan
• Belajar adalah mengkondisikan lingkungan
• Merupakan proses aktualisasi
D.   Rumpun Teori Belajar Disiplin Mental
1.     Teori disiplin mental Theistic, berasal dari psikologi daya seperti mengamati, menganggap, mengingat, berfikir, memecahkan masalah dan sebagainya.
2.     Teori disiplin mental Humanistik, lebih mementingkan keseluruhan – keutuhan.
3.     Teori disiplin mental Naturalisme, teori ini mempunyai potensi atau kemampuan untuk berbuat atau melaksanakan tugas, tetapi juga memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkembang dan belajar sendiri.
4.     Teori disiplin mental Apresiasi, teori ini membantu anak untuk mempunyai kemampuan untuk mempelajari sesuatu dan menguasai pengetahuan selanjutnya. Demikian seterusnya, semakin tinggi pula masa apresiasinya.
E.   Tujuan Teori Belajar Disiplin Mental
1.      Menghasilkan manusia yang memiliki pengetahuan unggul di bidang yang dikerjakannya atau dilatihnya secara disiplin.
2.      Menambah pengetahuan untuk perubahan individu secara menetap dan berdasarkan pengalaman dalam proses belajar mengajar.
F.   Tokoh Teori Belajar Disiplin Mental
1.     Christian wolff  (1679-1754)
Seorang ahli filsafat jerman, berpendapat bahwa pikiran atau otak manusia mempunyai kecakapan yang jelas dan berbeda-beda. Pada saat tertentu, pikiran berada pada satu kegiatan khusus, dan pada saat lain terkadang sebagai bagian dari satu aspek kegiatan tertentu.
Menurut wolff, kecakapan dasar yang umum adalah pengetahuan (knowing), perasaan, ingatan, dan akal budi inti. Sedangkan kecakapan akal budi (reasoning) meliputi kemampuan menggambarkan perbedaan-perbedaan dan menafsirkan atau menilai bentuk
2.     Plato
Pada abad ke-4 sebelum masehi, plato percaya bahwa disiplin atas latihan mental dalam matematik dan filsafat merupakan persiapan terbaik seseorang dalam berperilaku dengan masyarakat.
Ada lima buah kecakapan yang berbeda-beda menurut plato. Kecakapan yang paling besar dan paling unik yang dimiliki manusia adalah akal budi (reason). Kecakapan yang dimiliki manusia antara lain ; vegetative (tumbuh, berkembang), appetitive (nafsu, keinginan), sensory (indra), dan locomotive (gerak).
3.     Aristoteles
Pada abad ke-4 sebelum masehi, Aristoteles telah menerangkan bahwa ingatan (recollection) tentang suatu item pengetahuan dipermudah oleh penghubungan atau komunikasi item atau ide tersebut dengan orang lain ketika ia mempelajarinya.
Ia mempertahankan empat jenis asosiasi atau koneksi harus membantu atau memperkuat ingatan. Keempat jenis asosiasi yang dimaksud adalah ; kebersamaan satu ide dengan ide lainnya, keberangkaian ide dalam satu seri, kesamaan ide, dan perbedaan ide
4.     J.J Rousseau
Menurut J.J Rousseau, secara subjektif setiap manusia komunikan itu bebas. Ia mempunyai kebebasan untuk memilih dan bertanggung jawab atas dunianya. Ia sendiri yang bertindak sebagai arsitek dan pembangunan kehidupannya.
Lebih jauh Rousseau beranggapan bahwa dunia anak-anak lebih membutuhkan hal-hal yang praktis, bukannya pengajaran dan instruksional. Guru harus sering bertanya dan terus membuat pertanyaan-pertanyaan instruksional kepada murid-muridnya, daripada hanya menjelaskan sesuatu yang belum diketahui murid sebelumnya.
G.   Implementasi Teori Belajar Disiplin Mental dalam Pembelajaran Ilmu Sosial (tingkat SMP)
1.     Pembelajaran Ekonomi Guru memberikan materi pembelajaran tentang sistem perilaku ekonomi dan kesejahteraan denganmemberikan pengertian tentang sistem berekonomi, ketergantungan, sesialisasi dan pemberian kerja,perkoperasian, kewirausahaan, dan pengelolaan keuangan perusahaan. Materi-materi tersebut dapatdisampaikan siswa dengan menerangkan atau mengunakan buku dan diakhir pembelajaran siswamengerjakan LKS sebagai tes hasil evaluasi.
2.     Pembelajaran SejarahGuru dapat menggunakan gambar dan media lain dengan memberikan materi tentang dasar-dasar ilmusejarah, fakta, peristiwa dan proses sejarah. Siswa diakhir pembelajaran diminta untuk menerangkankembali tentang pembelajan tersebut agar lebih memperdalam materi pembelajaran bagi siswa lainnya.
3.     Pembelajaran GeografiGuru dapat menggunakan peta dan diskusi tentang materi sistem informasi geografi, interaksi gejala fisikdan sosial, struktur internal suatu temat, interaksi keruangan dan persepsi lingkungan dan kewilayahan.Guru dapat memberikan tugas dengan mempelajari materi lain untuk memerdalam materi.
4.     Pembelajaran PKnGuru dapat mengunakan strategi belajar kelompok, untuk membahas tentang persatuan bangsa, nilai dannorma, hak asasi mausia, kebutuhan hidup, kekuasaan dan politik, masyarakat demokratis, Pancasila dakonstitusi negara serta globalisasi. Guru kemudian dapat bertanya kepada siswa satu persatu untukmenjawab pertanyaa dari guru untuk mengukur kedalaman pemahama materi.
H.  Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Disiplin Mental
1.     Kelebihan
Peserta didik dapat menemukan potensi yang ada pada dirinya dengan adanya aktualisasi diri serta pengkondisian lingkungan yang nyaman sehingga peserta didik akan mampu melahirkan kreativitasnya.
2.     Kekurangan
Peserta didik merasa tertekan dengan adanya dorongan atau banyaknya stimulus yang diberikan pendidik secara terus menerus yang menginginkan agar potensi peserta didik segera teraktualisasi.


Referensi:

0 komentar:

Posting Komentar